Tahukah kamu kalau ada beberapa barang yang dikirim melalui udara memiliki potensi yang berbahaya selama proses pengangkutan, penanganan, dan pengirimannya?
Barang tersebut dikenal sebagai “dangerous goods” atau barang berbahaya. Barang-barang ini bisa mengancam keselamatan manusia dan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.
Sebenarnya, Apa Itu Dangerous Goods?
Dangerous goods adalah bahan yang memiliki potensi untuk menyebabkan risiko pada kesehatan manusia dan lingkungan. Barang-barang ini dapat berupa zat kimia, material radioaktif, atau produk yang mudah terbakar.
Klasifikasi dangerous goods penting agar pengguna dan pengangkut mengerti cara penanganan yang tepat. Misalnya, beberapa barang mungkin memerlukan penyimpanan khusus atau perlakuan tertentu selama transportasi. Kesalahan dalam penanganan bisa berujung pada kecelakaan serius.
Biasanya, barang berbahaya dikategorikan berdasarkan sifatnya. Ini termasuk tingkat reaktivitasnya terhadap lingkungan serta dampaknya jika terlepas ke udara atau air. Dalam industri logistik dan pengiriman internasional, pemahaman tentang dangerous goods sangat krusial untuk mencegah bencana.
Setiap negara juga memiliki peraturan berbeda terkait dengan penanganan dan transportasi barang berbahaya ini. Oleh karena itu, mengetahui apa itu dangerous goods menjadi langkah awal yang penting bagi setiap individu maupun perusahaan dalam menjaga keselamatan bersama.
9 Kelas Dangerous Goods
Dangerous goods terdiri dari berbagai jenis barang yang berpotensi membahayakan. Untuk memudahkan pengelompokan, barang-barang ini dibagi menjadi sembilan kelas.
Kelas pertama adalah bahan peledak. Ini termasuk amunisi dan kembang api, yang dapat meledak jika tidak ditangani dengan benar.
Kelas kedua mencakup gas bertekanan seperti oksigen dan propana. Gas-gas ini bisa sangat flammable atau menyebabkan ledakan ketika terpapar suhu tinggi.
Kelas ketiga adalah cairan mudah terbakar, misalnya bensin dan alkohol. Cairan-cairan ini harus disimpan di tempat yang aman agar tidak menimbulkan kebakaran.
Selanjutnya, kita memiliki kelas keempat yaitu zat padat mudah terbakar, termasuk serbuk kayu dan beberapa jenis plastik. Mereka juga berisiko tinggi saat bersentuhan dengan sumber panas.
Kelas kelima meliputi zat pengoksidasi seperti hidrogen peroksida. Zat-zat ini meningkatkan risiko kebakaran ketika bercampur dengan bahan lain.
Kelas keenam mencakup material beracun yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika terhirup atau tersentuh kulitnya.
Selanjutnya adalah klasifikasi ketujuh untuk radioaktif. Bahan-bahan dalam kategori ini memancarkan radiasi dan perlu penanganan khusus.
Dalam kelas kedelapan terdapat korosif seperti asam kuat yang bisa merusak jaringan hidup serta material lainnya bila kontak langsung terjadi.
Terakhir, kelas kesembilan mencakup bahan-bahan lain yang tidak tergolong dalam kategori sebelumnya tetapi tetap dianggap berbahaya, contohnya limbah medis atau baterai lithium-ion.
Contoh Barang Dangerous Goods
Sangat bervariasi dan bisa ditemukan di berbagai sektor industri, misalnya bahan kimia seperti asam sulfat atau natrium klorida. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan kerusakan serius jika tidak ditangani dengan benar.
Kemudian ada gas beracun seperti klorin atau amonia, yang bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Selain itu, baterai lithium juga termasuk dangerous goods karena potensi kebakaran dan ledakannya saat rusak. Ada juga produk-produk farmasi tertentu yang mengandung zat-zat berbahaya, sehingga perlu dikelola dengan hati-hati.
Lalu ada petasan dan bahan peledak lainnya jelas merupakan contoh barang dangerous goods yang memerlukan perhatian khusus selama penanganan.
Selain itu, ada juga barang sehari-hari yang termasuk barang berbahaya. Contohnya, cat, nail polish (cat kuku), hair spray, parfum, hingga dry shampoo.
Dengan pemahaman tentang apa itu dangerous goods serta klasifikasinya, kita bisa lebih waspada terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul dari penggunaan sehari-hari.